Awalnya hanya beberapa kantong, ternyata banyak yang dirasa butuh dan tidak kebagian. Sehingga bersama Yayasan Peduli Sesama Umat ia mulailah menambah hingga 80-an kantong perhari.
"Meskipun itu sebatas kemampuan dana, namun masih banyak masyarakat yang membutuhkan langsung. Utamanya di sekitar tempat tinggal saya, terutama disawah-sawah belakang rumah arah Toddopuli,"tutur perempuan asal Semarang tersebut.
Kini, Siti Mauludan juga tak sekedar menyediakan kantong sedekah yang digantung dipagar rumahnya. Namun saat ini ia bersama teman-temannya di majelis taklim juga membuat program sedekah Air.
Setiap harinya mereka menyediakan air bersih sebanyak dua kubik. Air ini sudah di sterilkan, bisa dipakai minum. Mulai pukul 6.30 wita sampai pukul 9.00 wita, siapapun yang datang dirumahnya boleh mengambil air.
Namun harus membawa galon sendiri, yang kemudian diisi air minum secara gratis untuk bisa dikomsumsi. Namun ia tekankan bahwa air ini tidak untuk diperjual belikan.
"Saya ingin kegiatan ini tetap berlanjut sampai akhir hayat jika Allah ridho, saya ingin tetap berjalan,"tuturnya.
Siti Mauludan berharap Kantong sedekah dan sedekah air masih terus berjalan. Bahkan sumbangan berupa barang dari beberapa darmawan selalu ada yang kirim ke rumahnya.
Bahkan jika ada yang mau menyumbang secara langsung, bisa saat acaranya pagi atau melalui kotak sedekah yang tersedia. Hasil sumbangan berupa uang, akan dipakai membelikan bahan makanan.
Tak hanya kantong sedekah dan sedekah air. Namun saat ini khusus hari Jum'at, ada berbagi beras meskipun sedikit namun tujuannya membantu yang butuh. Beras ini
Dari Donatur Sentral yang membawa ke Yayasan peduli Umat di Jl Toddopuli.(*/)