Pada April lalu misalnya, realisasi pajak yang masuk hanya sekitar Rp1 miliar. Kemudian memasuki Mei, realisasi terus menurun hingga sekitar Rp400 juta atau 80 persen dari realisasi bulanan dalam kondisi normal, yakni kisaran Rp10 miliar.
"Sampai akhir tahun mungkin kita prediksi hanya berkisar 50 persen realisasinya. Mudah-mudahan kita bisa saling bersinergi dengan pengusaha hotel bagaimana agar mereka juga bisa bangkit," harapnya.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel, Anggiat Sinaga sebelumnya menyebut baru ada 16 hotel dari 46 hotel di bawah naungannya yang sudah beroperasi. Untuk itu, pihaknya sudah mengajukan relaksasi pajak bagi hotel-hotel yang mulai bangkit kembali.
"Baru 16 hotel yang buka karena tingkat hunian masih sepi sekitar 2 sampai 5 persen. Permohonan kita (relaksasi) juga sudah dikaji tinggal diteken sama pak wali," singkatnya. (ism/rif)