Strong Leader untuk Trisula Covid-19 Sulsel

  • Bagikan

Kontribusi aggressive testing dalam pemastian pemutusan mata rantai dan pelandaian kurva pandemi covid-19 sebesar 40 persen. Hal ini menjadi sangat strategis untuk dilaksanakan secara komprehensif. Meniadakan aggressive testing pada pengendalian covid-19, ibarat menumbuh suburkan covid-19 yang menunggu waktu untuk meledak dalam bentuk vulcano atau erupsi pandemi covid-19.

Program edukasi intensif covid-19 bertujuan untuk membentuk warga masyarakat yang tangguh menghadapi covid-19. Warga yang memiliki literasi covid-19 yang memadai. Mereka memiliki akses yang baik terhadap informasi covid-19 yang benar, selanjutnya dengan wawasannya mereka memiliki kapasitas untuk memutuskan tindakan yang benar berdasarkan prinsip-prinsip pencegahan penularan covid-19.

Program edukasi memiliki kapasitas dalam melandaikan kurva pandemik sekira 25 persen. Atas dasar tersebut model model edukasi berbasis literasi kultural harus terus di dorong untuk mengembangkan kapasitas warga mengelola potensi wilayahnya dalam kendali pandemi secara mandiri.

Kunci strong leader menjadi penentu dalam pengendalian Covid-19, dukungan pertama dalam pengembangan pembiayaan dan komunikasi publik berbasis evidence public health.

Tenaga kesehatan sebagai mata rantai layanan harus mendapatkan dukungan psikososial, alat perlindungan diri yang sempurna, training upaya pencegahan untuk memberikan layanan covid-19 secara reguler.

Strong leader adalah kemampuan menggerakkan seluruh simpul pembedayaan masyarakat baik secara struktural, kultural, hingga pada tingkat layanan kesehatan terdepan untuk memberikan jaminan bahwa program pengendalian pandemi covid-19 berjalan dibawah kendali yang tepat.(*/fajar)

  • Bagikan