FAJAR.CO.ID,MAKASSAR-- Kepala Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Hasdullah, mengatakan sejak awal tahun 2020, tingkat data pencemaran lingkungan di Provinsi Sulawesi Selatan mengalami tren penurunan.
"Di masa pandemi Covid 19 ini, kualitas udara dan air membaik. Ini disebabkan karena menurunnya aktivitas masyarakat di luar rumah dan aktivitas industri yang berpotensi mencemari lingkungan," ucapnya kepada Fajar.co.id.
Mantan Kepala Komunikasi, Informasi dan Statistik Persandian (Kominfo-SP) itu juga menuturkan, hal tersebut sejalan dengan kebijakan Pemprov Sulsel dalam upaya menekan penyebaran virus corona.
Salah satunya melalui pembatasan penggunaan alat makan dan minum sekali pakai.
Namun berbagai persepsi hadir di tengah masyarakat. Pasalnya kebijakan tersebut justru memberikan dampak terhadap lingkungan, karena penggunaan alat makan dan minum hanya sekali pakai misalnya nasi kotak.
"Yang perlu dihindari adalah sampah plastik yang sulit terurai dan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Kalau dos dari kertas itu jenis sampah yang cepat terurai," bebernya.
Kendati sampah dalam bentuk dos dinilai dapat diolah. Andi Hasdullah mengaku semua jenis sampak organik tetap menjadi masalah yang harus diselesaikan.
Salah satunya, dengan mengedepankan dan mengajak masyarakat menerapkan Reuse, Refuse, Recycle atau 3R.
"Kebijakan sampah 3R itu berbasis rumah tangga, karena sebenarnya, jumlah sampah terbesar berasal dari rumah tangga. Ini secara terus menerus disosialisasikan dari pemerintah daerah secara berjenjang, bagaimana melibatkan mulai dari RT dan seterusnya," lanjutnya.