Salah satu orang tua calon siswa yang enggan disebut namanya menyebut, ada yang mengherankan pada seleksi tingkat SMK. Anaknya yang mendaftar di SMK 4 dengan nilai cukup bagus, justru tak lulus.
"Anakku nilai rata-rata-ratanya 84. Ada yang lolos nilainya hanya 83, tetapi lolos. Heran saja kenapa bisa begini. Padahal nilai anak saya lebih tinggi," tambahnya.
Ketua Panitia PPDB 2020 Sulsel, Sabri mengakui banyaknya protes orang tua calon siswa atas pelaksanaan seleksi tahun ini. Terutama untuk jalur zonasi yang memang selalu dipersoalkan setiap tahun.
Soal keluhan jarak, pihaknya justru menyalahkan penyedia server atau PT Telkom. Menurutnya, server yang kerap bermasalah membuat data siswa kadang bersoal. Akibatnya ada beberapa kesalahan hingga berpengaruh ke kelulusan.
"Masalah server itu dari Telkom sebagai penyedianya. Kami upayakan tampung keluhan mereka semua, mendengar semua aspirasinya," jelas Kabid Pembinaan SMA Disdik Sulsel itu.
Dia menjelaskan pihaknya saat ini masih merampungkan data siswa untuk melihat peluang adanya jalur penambahan kuota. Meski begitu, khusus untuk Makassar daya tampung sekolah memang sudah penuh dan sulit untuk bertambah.
Akan tetapi, jika ada calon siswa yang lulus tetapi tak mendaftar ulang, ada peluang jalur pemenuhan kuota akan dibuka. "Makanya kami rampungkan datanya dulu. Harusnya dibuka hari ini (jalur pemenuhan kuota) tetapi kami belum kumpulkan data,” bebernya.
Dia meminta waktu selama satu atau dua hari ke depan untuk merampungkan jumlah siswa yang lulus tetapi tak mendaftar ulang. Pihaknya berencana menggunakan sistem prestasi jika memang ada peluang untuk membuka jalur pemenuhan kuota.