Perlu diingat, potret pendidikan yang kita jalani selama ini, karakter berpikir merdeka dikalahkan rutinitas mata kuliah yang menghasilkan mahasiswa lulus dan mendapatkan ijazah. Padahal, kampus yang berhasil, harusnya mahasiswa diarahkan membangun karakter diri dan merancang karier masa depan. Selain menguasai ilmu dan teknologi, juga merancang dirinya untuk menjadi pemimpin yang hebat dan mampu bersaing di palagan nasional dan internasional.
Pertanyaan mendasar di akhir tulisan ini, apakah universitas atau perguruan tinggi di Negeri ini memberikan ruang gerak untuk melakukan kemerdekaan berpikir dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk merancang dirinya menjadi “orang terbaik” menghadapi turbulensi persaingan yang semakin keras dan ketat? Untuk menjawab itu, perlu kita menyimak apa dikemukan pendapat Filsuf ternama Prancis, Rene Descartes dengan testimoni klasik : Cogito ergo sum (Saya berpikir maka saya ada). Kekuatan dan kemerdekaan berpikir adalah landasan filosifis, maka kehadiran berpikir menjadi substansial. (*)