"Alhamdulillah kemarin, termasuk Kota Makassar juga sementara mensosialisasikan Perwali tentang bagaimana kita menjaga masyarakat kita," ujarnya.
Sebutnya, Makassar ini adalah episentrum penularan, dan melaporkan bahwa jika Makassar bisa selesai, maka 80 persen persoalan COVID-19 di Sulawesi Selatan ini bisa terselesaikan.
"Tentu ini bukan PSBB, tapi ini pembatasan, jadi masing-masing daerah memastikan orang yang masuk dan keluar itu tidak ada potensi menularkan," ucapnya.
Lainnya, melaporkan bahwa memang ada keresahan di masyarakat ketika pemerintah membuat aturan pembatasan, terutama surat keterangan bebas COVID-19. Sehingga sejak Senin, 6 Juli memulai membuka gerai-gerai untuk rapid test gratis.
Yang lain, Nurdin sangat berharap bahwa Pilkada 9 Desember 2020 ini tentu diharapkan bisa terselenggara dengan baik, dengan harapan dari tahapan ke tahapan betul-betul protokol kesehatan ketat dilakukan.
"Paling minimal ada gerakan untuk bagaimana mensosialisasikan budaya menggunakan masker, mengantongi hand sanitizer, dan kita menghindari kerumunan-kerumunan yang agak banyak," harapnya.
Imbuhnya, sehauh ini bersama Forkopimda provinsi maupun kabupate/kota, sampai hari ini suasana Sulawesi Selatan masih sangat kondusif, namun memang gejala pengambil paksa jenazah ini masih terjadi, tetapi bisa digagalkan oleh aparat keamanan.
Yang terakhir Gubernur sangat berharap bahwa Sulawesi Selatan ini bisa menyelenggarakan Pilkada dengan aman dan damai.
"Karena kami baru saja mendapat hasil-hasil daripada pemetaan 12 kabupaten/kota. Perlu kami laporkan kepada menteri, memang masih ada dua kabupaten/kota yang masih kategori tinggi, ada sembilan yang sedang, dan satu hijau. Kita berharap sampai penyelenggaraan Pilkada ini semuanya bisa hijau, minimal kategori sedang," pungkasnya.(rls/fajar)