FAJAR.CO.ID, PAREPARE -- Berbicara budaya, khususnya budaya Bugis dan agama Islam jarang dijumpai sejalan.
Hal itu lantaran, ada beberapa warisan budaya yang dinilai bertentangan dengan prinsip agama Islam. Berbeda halnya halnya ketika berbicara tentang kesetaraan gender pada diskusi secara virtual Focus Grup Discussion (FGD), Selasa (14/7/2020).
Kesetaraan antara peran pria dan perempuan dalam perspektif budaya Bugis dan agama Islam sejalan. Budaya Bugis maupun agama Islam disebut sangat memuliakan perempuan.
Hal itu pula yang menjadi dasar yang dilakukan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Parepare dalam melakukan penguatan kelembagaan pengarustamaan gender (PUG).
Ini melibatkan fokal point di sejumlah unsur, seperti SKPD, budayawan, tokoh agama, tokoh masyarakat, instasi vertikal, akademisi, media dan kalangan mitra lainnya dalam kegiata.
Berbicara kesetaraan gender, Kepala Bidang Kesetaraan Gender DP3A Parepare, Sriyanti Ambar mengungkapkan, jika Pemerintah Kota Parepare di bawah nahkoda Walikota, Taufan Pawe sudah sejalan dengan prinsip budaya dan agama Islam.
Hal itu lantaran, kepemimpinan Taufan Pawe sangat memperhatikan konsep kesetaraan gender, terbukti dengan banyaknya kaum perempuan yang diamanahkan sebagai pemimpin, seperti Camat, bahkan Kepala SKPD (eselon II).
"Dalam pengambilan keputusan, seperti Musrenbang, perempuan juga dilibatkan. Sejak kepemimpinan Bapak Walikota Parepare, Dr HM Taufan Pawe dihadirkan Musrenbang Perempuan dan Anak sebagai wadah untuk menampung aspirasi mereka," ucap Sriyanti yang ditemui, Selasa (14/7/2020).