Masjid Tua di Tengah Tambak, Penuh Lumut dan Tanpa Atap

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID,PANGKEP-Butuh satu kilometer berjalan kaki menyusuri pematang tambak. Melewati tembok bangunan yang didalamnya banyak kepulan asap, tidak jauh dari permukiman penduduk di pesisir itu berdiri packing plant dan Pelabuhan Khusus Biringkassi.

Rumah penduduk di kampung itu hanya ada tujuh rumah, letaknya di Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro. Setiap masuk waktu salat menggunakan masjid seadanya yang bangunannya berlumut dan tidak ada lagi atap penyangga. Tetapi mereka tetap melaksanakan salat di masjid itu. Kadang berjamaah, kadang juga tidak.

Abdul Habo, warga setempat yang kerap salat di masjid itu, sangat berharap bantuan pemerintah untuk memperbaiki bangunan masjid itu. Agar mereka tidak jauh lagi untuk melaksanakan salat Jumat. Harus keluar ke jalan poros, berjalan kaki satu kilometer untuk sampai ke masjid yang layak digunakan salat jumat.

"Kalau ini sudah diperbaiki, kita tidak jauh lagi salat Jumat. Kalau sewaktu-waktu masih bisa di sini. Tetapi untuk salat Jumat tidak bisa, apalagi hujan. Ini sudah tidak ada atapnya," ucapnya, Kamis, 16 Juli.

Bangunannya berlumut, batu batanya masih koko. Sayangnya atap sudah tidak ada lagi, dinding-dinding untuk jendelanya juga jebol. Lantai juga sisa sedikit yang dilapisi semen. Selebihnya terlihat tanah cokelat sebagai alas. Ukurannya pun 8x6 meter, berada di tengah-tengah pepohonan dan tambak.

"Seperti ini kami gunakan, sudah puluhan tahun. Kami mau perbaiki tetapi sangat terbatas biasa. Sulit juga untuk angkut barang-barang, ini di tengah tambak," katanya.

  • Bagikan