FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Zonasi risiko penyebaran Covid-19 di Sulsel makin dinamis. Pembukaan sekolah belum direkomendasikan.
Ahli epidemiologi Unhas, Prof Ridwan Amiruddin mengatakan, pembukaan sekolah harus melalui kajian yang matang. Saat ini, belajar tatap muka di sekolah belum direkomendasikan. Ini sesuai analisis dan kajian tim gugus tugas.
"Masih sulit situasi. Tidak memenuhi syarat (belajar tatap muka)," ungkapnya kepada FAJAR, Minggu, 21 Juni.
Ridwan menambahkan, zonasi risiko memang agak dinamis. Apalagi saat ini tak ada lagi kawasan atau daerah di Sulsel yang masuk zona hijau. Makin sulit untuk memulai tahapan pembukaan sekolah.
"Kemendikbud hanya melonggarkan untuk zona hijau. Kabupaten/kota di Sulsel posisinya tak ada yang berada di zona tersebut," bebernya.
Makassar dan Gowa misalnya, masih zona merah. Daerah lainnya juga risiko penularannya masih kategori sedang. Zonasi ini parameternya cepat berubah sehingga harus selalu terpantau.
"Daripada ada bencana pandemi di sekolah, lebih baik jangan dahulu dibuka. Kita bersabar dengan kebijakan belajar di rumah atau daring," jelasnya.
Plt Kadisdik Sulsel, Basri menuturkan, meskipun sudah ada skenario menuju new normal disiapkan namun masih jauh untuk diterapkan di sekolah. Kasus positif Covid-19 di Sulsel masih terus bertambah. Perlu sangat berhati-hati.
"Jadi belum memang ke arah sana (belajar tatap muka). Malah kebijakan belajar dari rumah (BDR) diperpanjang lagi dua pekan ke depan setelah berakhir kemarin 19 Juni," tuturnya.