Pemerintah setempat berkali-kali menawarkan agar warga diungsikan sementara. Namun warga lebih memilih menetap meski rumahnya terendam banjir. Karena menganggap sumber kehidupan sudah turun temurun di kampung itu.
Ketua RT 1 Dusun Alau Salo, La Konding (45) berharap Pemerintah memberikan solusi agar banjir ini tidak lama dan bisa surut.
"Solusi yang kami minta dari pemerintah untuk membangun tanggul setinggi 3 meter dan sepanjang 2 km. Tanggul tersebut sebaiknya dibangun di sebelah timur kampung, untuk mengurangi dampak banjir dan gelombang air danau yang seringkali datang karena angin kencang dan merusak rumah warga," jelasnya.
Sementara itu, Wagub Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman merasa prihatin melihat kondisi di Kabupaten Wajo. Ia pun berharap perlunya koordinasi dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten mencari jalan keluar atas musinah ini.
"Nanti kami usulkan di Kementerian melalui Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang. Harapan kita bagaimana kondisi seperti ini bisa dibalik menjadi potensi pengembangan ekonomi, perikanan, pertanian bahkan pariwisata," katanya.
Untuk diketahui, banjir di Kabupaten Wajo kian meluas. Ada 10 dari 14 kecamatan terendam banjir hingga 3-5 meter. Informasi dari BPBD Sulsel, banjir disebabkan tanggul Sungai Walanae jebol akibat tingginya curah hujan beberapa hari terakhir. Sehingga ada sebanyak 16.691 KK atau 50.349 jiwa terdampak.(rls/fajar)