FAJAR.CO.ID, WAJO -- Gubernur Sulawesi Selatan, HM Nurdin Abdullah, mengajak seluruh pihak terkait sama-sama menyelesaikan masalah banjir baik di Kabupaten Wajo maupun di Luwu Utara.
"Memang perlu kebersamaan untuk menyelesaikan masalah banjir yang ada saat ini. Apa yang harus dilakukan kabupaten, apa yang harus dilakukan pemerintah provinsi," jelas Nurdin Abdullah dalam sambutannya, di Ruang Pola Kantor Bupati Wajo, Rabu 22 Juli 2020.
Berdasarkan data yang dipaparkan Bupati Wajo, Amran Mahmud saat ini estimasi kerugian akibat banjir luapan air danau tempe meliputi infrastruktur jalan sepanjang 35,40 kilometer Infrastruktur jembatan sebanyak 7 unit sedangkan bila diuangkan dari keduanya sebanyak Rp179 miliar.
Sementara di sektor perikanan dalam budidaya ikan tambak yang terkena dampak banjir sebanyak 958 hektar, kerusakan alat tangkap akibat banjir 57 unit, untuk sektor pertanian sawah 9.284,5 hektar, kebun 3.586,6 hektar bilang di uangkan jumlah kerugian mencapai Rp 18 miliar.
Begitu pula dengan dampak kejadian terdiri dari 2.325 unik rumah yang terendam, 12.070 rumah terdampak, 45 unit masjid, 63 unik sekolah, 32 sarana kesehatan. Sedangkan untuk korban sendiri mencapai 17.001 Kepala Keluarga (KK) atau 51.276 jiwa.
Adapun pembagian korban terdiri dari 216 KK atau 778 jiwa mengungsi dirumah kerabat, 191 KK atau 653 jiwa mengungsi lokasi pengungsian dan 16. 879 KK atau 50.571 jiwa masih terdampak.
Menurut Nurdin Abdullah, Kabupaten Wajo ini khususnya Sengkang ini adalah sebuah banjir musiman, jadi memang setiap tahun terjadi. Banjir di Sengkang ini bukan langsung surut tetapi bisa sebulan, bisa dua bulan baru surut.