FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Perebutan suara dukungan untuk bakal calon Ketua DPD I Golkar Sulsel pelaksanaan Musda ke X akhir Juli mendatang kian dinamis.
Beberapa calon yang sudah mendeklarasikan diri ikut dalam perebutan kursi pucuk pimpinan di partai berlambang pohon beringin itu mulai melakukan pengklaiman dukungan suara dari beberapa DPD II.
Apalagi setelah terbitnya penetapan Mahkamah Partai yang bunyinya mengembalikan status Hoits Bachtiar dan Andi Iskandar Zulkarnain Latief sebagai Plt Ketua Golkar Kabupaten Gowa dan Sinjai.
Pengklaiman dukungan suara tersebut dianggap Sekretaris Golkar Kabupaten Jeneponto, Suharto terlalu berlebihan karena tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
"Itu calon jangan suka klaim-klaim suara bos. Jangan sampai dukungan suaranya hanya besar di media sementara faktanya di lapangan tidak seberapa. Pelan-pelan saja jangan terlalu berambisi. Ini pemilihan ketua partai bos," sindir Suharto dalam keterangannya, Kamis (23/7/2020).
Menurut Suharto, mengklaim dukungan suara juga harus rasional, jangan terlalu mengikuti libodo politik untuk kemudian berambisi menjadi pimpinan partai.
Mengingat, lanjut politisi Golkar Jeneponto itu, bahwa tidak semua DPD II juga mendukung calon tertentu hanya karena adanya rekomendasi dari DPP.
Kendati adanya surat rekomendasi dari DPP, diakui Suharto tidak serta merta dijadikan sebagai alat untuk kemudian kriteria dalam konstitusi keorganisasian diabaikan.
Untuk itu, Suharto mengingatkan DPP agar perlu tahu bahwa keputusan Mahkamah Partai jangan kemudian dipolitisasi serta dijadikan sebagai instrument mencari suara untuk menjadi pemenang di Musda.