"Tidak ada inisiatif yang bijak dari Gubernur terhadap pihak keluarga terkait polemik ini. Malah menari di atas kekuasaannya dan memberikan luka mendalam bagi keluarga kami," pungkasnya.
Dalam aksinya itu, Andi Baso dan puluhan mahasiswa mengaku tak gentar hingga jenazah almarhumah Nurhayani dipindahkan dari pemakaman khusus Covid-19.
Bahkan aksi itu sempat membuat arus lalu lintas di jalan itu sempat macet. Beruntung aksi itu berlangsung damai dan tidak anarkis, serta mendapat pengawalan dari beberapa aparat.
Salah satu mobil truk dihadang oleh massa dan dinaiki untuk dijadikan mimbar orasi, selama melakukan aksi unjuk rasa.
Sebelumnya diberitakan, Andi Arni mencegat dengan cara menaiki mobil ambulans yang membawa jenazah ibunya, yang merupakan PDP dari pihak RS Bhayangkara dan viral di media sosial.
Andi Arni saat itu histeris di dalam bahkan sampai keluar rumah sakit. Berkali-kali dia meminta jenazah ibunya tidak dibawa oleh Tim Gugus Tugas untuk dimakamkan di pemakaman khusus jenazah Covid-19, di Kabupaten Gowa. Namun usahanya itu sia-sia.
“Ibu saya hanya sakit stroke. Bukan Covid-19. Almarhumah ibu saya memang sangat penurut dengan pemerintah soal pandemi ini. Jadi kami yakin, almarhumah ibu saya bukan karena virus itu,” kata Andi Arni. (ishak/fajar)