Perwira dua balok ini heran, para remaja ini memilih bertaruh nyawa di jalanan demi sebuah pujian, daripada tinggal di rumah atau di masjid untuk menggelar takbiran jelang hari raya umat Muslim saat itu.
"Kami sayangkan mereka berbuat demikian. Umur mereka rata-rata masih belasan, rela bertaruh nyawa demi pujian dari temannya, daripada pujian dari Sang Maha Kuasa untuk lebih kuat beribadah di malam takbir," tambah Asfada.
Hari ini, sehari pertama pasca perayaan Iduladha kemarin, 16 remaja beserta kendaraan miliknya masih ditahan di kantor polisi untuk diproses lebih lanjut. (Ishak/fajar)