FAJAR.CO.ID, LUWU UTARA--- Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Luwu Utara, terus bergerak melakukan penanganan darurat dengan membuat tanggul darurat di sungai Masamba kecamatan Masamba dan sungai Radda kecamatan Baebunta.
Meski sifatnya masih darurat, tetapi pembuatan tanggul darurat di dua sungai ini dipastikan sedikit lebih baik karena pekerjaan tanggul menggunakan metode perkuatan geotextile, yaitu sebuah metode perbaikan tanah untuk memperkuat bangunan tanggul darurat.
“Sejauh ini pembuatan tanggul darurat berjalan baik. Progressnya untuk sungai Masamba kurang lebih 1 km, dari target kita 2,5 km,” kata Kepala BBWSPJ Adenan Rasyid, Minggu (2/8) kemarin.
Adenan menyebutkan, saat ini pembuatan tanggul darurat fokus dulu pada ruas jembatan Masamba dan jembatan Balebo. Mengingat kedua ruas jembatan ini menjadi titik masuknya air ke kota Masamba.
“Kita buat tanggul darurat menggunakan geotextile guna mencegah masuknya air ke beberapa titik pemukiman. Lubang-lubang yang menjadi titik masuknya air harus ditutup, dan sudah ada beberapa titik yang ditutup, termasuk titik masuknya air ke masjid Syuhada, dan beberapa titik lainnya,” terang dia.
Adenan mengatakan, dalam pengerjaan tanggul darurat, pihaknya dibantu oleh Dinas PUPR, utamanya dalam menentukan titik yang menjadi prioritas, seperti pemukiman dan tempat-tempat masuknya air ke kota Masamba.