Sebelumnya, penghuni rusunawa Lette protes adanya lonjakan tagihan air dan listrik yang tidak sesuai dengan pemakaian mereka.
Hingga pada akhirnya, mereka menyebut ada dugaan pungli yang dilakukan oleh pihak pengelola saat itu.
"Bermula dari tagihan listrik yang pemakaiannya tak sesuai pemakaian. Ada yang tagihannya hingga Rp600 ribu per bulan. Pakai AC atau tidak, tetap segitu," kata VV, 45 tahun.
Padahal, lanjut dia, pemakaian listrik normal per bulan bagi penghuni rusun biasanya berada di bawah Rp100 ribu.
Sedangkan untuk pemakaian air, mereka mengaku dijatah oleh pengelola. Air yang disediakan tidak setiap saat dapat mengalir. Hanya di jam-jam tertentu.
Meski dengan begitu, lonjakan tagihan listriknya justru naik dratstis. Nominalnya menurut mereka tidak masuk akal.
"Air disini dijatah. Ada pagi dan sore yang mengalir sekitar empat jam. Tapi yang terjadi di sini, kami bayar Rp300 ribu. Normalnya di bawah Rp100 ribu. Itu karena kita dijatah," jelas penghuni rusun bermasker kuning ini.
Pakai AC atau tidak, tetap tagihan listrik Rp200 hingga Rp300 ribu per bulan. Padahal yang punya AC, tagihan normalnya paling tinggi Rp150 ribu. Sedangkan yang tidak pakai, di bawah Rp100 ribu," sambung dia. (Ishak/fajar)