FAJAR.CO.ID, TAKALAR - Proyek pembangunan tanggul di Desa Sampulungan, Galesong Utara, Takalar, menuai pro kontra warga.
Sejauh ini, tak sedikit warga dibuat kesal. Sebab mereka menilai pembangunan tanggul pemecah ombak tersebut diluar ekspektasi mereka.
H Sijaya misalnya. Dia menduga pengerjaan proyek miliaran rupiah itu dikerjakan asal jadi. Pasalnya, batu yang digunakan diluar spesifikasi.
"Kita bisa lihat ukuran batu yang digunakan. Utamanya yang bentuk T itu (Groin) itu. Masa pakai ukuran batu kambing (batu kecil)," sesalnya, Kamis (6/8/2020).
Parahnya, kata Sijaya, jika dilihat sekilas batu yang dipakai didominasi batu gunung kecil. Itupun kualitas layak dipertanyakan.
"Kalau ini tak dievaluasi sangat bahaya. Karena tanggul tak akan bertahan lama. Bakal abrasi lagi," ujarnya.
Sijaya mengatakan, sebenarnya warga bersyukur ada pengerjaan tanggul di sekitar tempat tinggalnya. Namun jika kualitasnya tak layak, buat apa.
"Ombak di sekitar desa kami ini besar-besar pak. Kalau batu kecil rata-rata yang digunakan. Ini bahaya. Apalagi kalau kualitasnya tidak bagus. Mungkin tak akan tahan lama," tambahnya.
Pengawas Lapangan Proyek dari PJSA BBWS Pompengan-Jeneberang, Sugianto membantah keras bila dikatakan proyek ini dikerjakan asal jadi. Menurutnya, itu sudah sesuai RAB.
"Mengenai kualitas batu jangan diragukan. Ini sudah melalui studi dan batu ini sama dengan jenis batu yang dipakai diproyek ini tahun lalu," ujarnya. (sua/fajar)