FAJAR.CO.ID, MAROS -- Sebanyak 20 petani di Kelurahan Leang Leang Kabupaten Maros mengikuti Sekolah Lapang Iklim (SLI) yang digelar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Maros, Selasa, 11 Agustus 2020.
Kepala Stasiun Klimatotalogi Kabupaten Maros, Hartanto mengatakan sekolah Lapang Iklim ini bertujuan untuk memberikan peningkatan pemahaman terhadap petani petani mengenai informasi iklim yang dikeluarkan BMKG.
"Dengan harapan petani mampu memahami iklim dan mampu beradaptasi dengan proses perubahan iklim yang semakin tidak menentu,"singkatnya.
Lebih lanjut kata dia, untuk saat ini wilayah Pantai Barat atau Kabupaten Maros sudah memasuki puncak musim kemarau.
"Wilayah pantai barat meliputi Makassar hingga Parepare. Sekarang ini sudah memasuki puncak musim kemarau mulai Agustus hingga September," katanya.
Dia juga Menjelaskan jika pantai barat ini cenderung lebih kering dibanding wilayah pesisir timur. Sehingga ini perlu diantisipasi bagaimana melakukan upaya optimalisasi, atau mengefektifkan kondisi air saat defisit. Dan saat musim hujan penggunaan air bisa dilakuakn secara optimal.
SLI ini kata dia sengaja digelar untuk mencegah gagal panen. Sebab, akibat kekeringan ini bisa berdampak pada gagal panen.
Sehingga kata dia, pola tanam yang disarankan saat musim deifisit air, sebaiknya menanam tanaman yang bisa tahan kekurangan air.
"Kalau kita bisa mengoptimalkan pemanfaan sumber daya air itu dan memanfaatkan informasi iklim tentu resiko itu akan lebih minim," katanya.