Fajar.co.id, Bantaeng -- Kabupaten Bantaeng dikenal memiliki keragaman pengembangan komoditas mulai komoditas sub sektor tanaman pangan, hortikultura, perikanan serta perkebunan dan kehutanan. Kopi menjadi salah satu komoditi unggulan Kabupaten Bantaeng yang sudah ada sejak tahun 1980-an.
Oleh karena itu, guna mendukung kerjasama penelitian pengembangan riset dan peningkatan kualitas sumber daya manusia industri, Pemerintah Kabupaten Bantaeng menggandeng Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) Makassar melalui penandatanganan MoU yang dilaksanakan di Desa Bonto Tappalang, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng.
Kepala BBIHP Makassar, Tirta Wisnu menyebutkan petani sejatinya adalah pelaku perekonomian Bantaeng. Disebutkannya bahwa momentum pandemi Covid-19 adalah momentum untuk melakukan inovasi, turun ke lapangan melakukan koordinasi, sinergitas dan kolaborasi.
"Saya sangat berharap kita bisa mendorong potensi substitusi impor sebesar 35 persen. Kita bangun pangan lokal, bangkitkan kejayaan kopi, cokelat, dan tanaman obat Indonesia. MoU ini menjadi langkah awal kita membangun potensi industri berbasis kearifan lokal," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Bantaeng, Ilham Azikin dalam sambutannya mengatakan bahwa sektor pertanian dan perkebunan selalu menjadi salah satu andalan Kab. Bantaeng. Tentunya penandatanganan MoU ini menjadi sebuah kehormatan tidak hanya bagi pemerintah tetapi juga masyarakat Bantaeng.
"Kami tidak henti-hentinya memohon support dan dukungan khususnya kepada Pemerintah Pusat, bahwa masyarakat kami siap menerima bimbingan," tutur Bupati.