"Sanitasi yang jelek salah satu pemicu penyakit, daya tahan tubuh lemah, bisa menyebabkan berat badan menurun isa menyebabkan terjadinya stunting. Banyak faktor, seperti masa hamil lingkungan yang kelak, gizi tidak memenuhi, sanitasi, biar air bersih tidak ada sehingga daya tahan tubuh menurun melahirkan anak yang gizi stunting. Jadi banyak aspek,"sambung Naisyah.
Lanjut Naisyah, kasus kekerdilan atau stunting tidak bisa dianggap remeh. Ia mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya. Selain covid, Kasus stunting bisa menyebabkan kematian.
"Misalnya anak anak harus dapat imunisasi ulangan, tidak bisa tidak. Itukan bisa menyebabkan kematian bukan hanya covid. Jadi tetap termasuk stunting," ucapnya.
"Stunting kan sumber daya manusia kita kedepan bagaimana agar anak anak di Makassar tidak menjadi anak yang stunting untuk kedepan,"tuturnya.
Sementara, kata Naisyah, kasus stunting di Kota Makassar terbilang rendah jika dibandingkan persentase di Sulsel maupun nasional. Di mana angkanya hanya 8,62 persen, sedangkan angka stunting nasional tahun 2019 berada 27,67 persen dan Sulsel 30,5 persen, berdasarkan data dari Kementerian Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI.
"Untuk angka stunting Makassar cukup bagus dibanding standar nasional dan Provinsi. lebih rendah untuk Kota Makassar sendiri. Angkanya 8,62 persen. Itu data tahun lalu, untuk tahun ini dihitung di akhir tahun," pungkasnya. (ikbal/fajar)