Bupati yang tak malu disebut anak petani ini juga menyebutkan, Ia sudah berkomunikasi langsung dengan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo.
"Cukup banyak lahan petani kita yang terdampak itulah mengapa saya berkomunikasi langsung dengan pak mentan karena kesadaran bersama bahwa sektor pertanian harus kita selamatkan dan kita bangkitkan. Saya juga sudah menandatangani pengusulan CPCL, saya berharap tak ada yang terlewat. Untuk alasan itu juga mengapa masa tanggap darurat diperpanjang sebab saya berpikir bukan hanya yang ada di pengungsian tapi warga yang mungkin lahan perkebunannya terdampak. Bukan karena ingin berlama-lama dalam kesedihan tapi lebih pada kondisi/kebutuhan kita untuk mengerahkan sumber daya pada diri kita (daerah), provinsi, dan kementerian /lembaga yang mengambil bagian,” jelas Indah.
Untuk diketahui, hingga Mei 2020, Luwu Utara masih surplus beras 34.477,89 ton. Meski tidak sebesar surplus beras 2019 yang mencapai 90.601,75 ton, capaian tahun ini termasuk luar biasa mengingat kondisi yang sedang tidak normal. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Luwu Utara termasuk tinggi, yaitu 7,11 persen. Sebanyak 52 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) disumbang sektor pertanian. (Rls/fajar)