FAJAR.CO.ID, BONE -- Angka putus sekolah di Kabupaten Bone masih terbilang cukup tinggi. Mencapai 1.538 anak dalam data Disdik untuk SD dan SMP.
Jika merujuk pada data pokok pendidikan (Dapodik) Kabupaten Bone dari 68.614 siswa di SD sebanyak 676 anak putus sekolah. Sementara di tingkat SMP dari 24.000 siswa, sebanyak 862 anak putus sekolah.
Berdasarkan data sistem database desa dan kelurahan yang putus sekolah dari usia 7-24 tahun sebanyak 2773. Lebih banyak lagi yang tidak sekolah 5031 dari usia 7-24 tahun.
Sekretaris Pendidikan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bone, Nursalam mengatakan, angka putus sekolah di Bone bukan karena faktor ekonomi maupun akses sekolah. Melainkan karena pola pikir orang tua yang masih kurang akan pentingnya pendidikan bagi anak.
"Kebanyakan masyarakat berpikiran bahwa bersekolah untuk menjadikan anak sebagai pegawai negeri sipil. Jika tidak, maka mereka meminta anaknya untuk berhenti bersekolah," katanya kemarin.
Kata dia, untuk mengatasi angka putus sekolah di Bone, Pemerintah Daerah memiliki program Gerakan Masyarakat Lisu Massikola (Gemar Limas) 5000 anak.
"Program ini adalah upaya untuk mengembalikan anak kembali bersekolah. Anak putus sekolah dicarikan sekolah terdekat dari rumahnya," tambahnya.
Program Gemar Linmas ini tak hanya untuk menurunkan angka putus sekolah, tetapi juga untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) di Bone. "Program ini sudah jalan," sambung Nursalam.
Sementara Kepala Bappeda Bone, Ade Fariq Ashar menuturkan sebelumnya, untuk mengurangi angka putus sekolah pemerintah punya kegiatan 5000 anak lisu massikola berkaitan dengan peningkatan IPM. Itu salah satu indikator utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan bekerjasama dengan Unicef.