FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pj Wali Kota Makassar, Rudy Djamaluddin mulai gerah dengan pelayanan Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Makassar. Pelayanan masih jauh dari harapan.
"Pelayanan itu adalah problem klasik. Masa kita harus berkutat dengan masalah seperti itu. Ayolah move on, harusnya sebagai kota besar kita sudah berinovasi. Problem klasik seperti ini seharusnya bukan lagi jadi hambatan," ujarnya, Senin, 30 November.
Rudy menilai, ada persoalan komunikasi dan koordinasi di Disdukcapil yang salah. Masalah praktik percaloan dan penumpukan massa yang hendak mengurus KTP-el menjadi bukti.
"Kami sudah beri teguran dan dia (Kadisdukcapil) berkilah kalau terjadinya penumpukan karena yang mau urus KTP-el itu panggil orang untuk temani. Jadi satu orang yang urus ada lima sampai enam orang yang temani. Apalagi kemarin itu akhir pekan jadi saya asumsikan mereka (massa) mau liburan sekalian," kesalnya.
Rudy menegaskan, proses teguran akan dilakukan sesuai aturan. "Jadi kita lihat untuk pekan ini. Disdukcapil berjanji akan memperbaiki semuanya," terang Rudy.
Dua pekan terakhir Kantor Disdukcapil Makassar selalu mendapatkan keluhan. Masalah itu bahkan sampai di telinga Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah. Masalah percaloan yang jadi sasaran kritik sang gubernur.
Belum selesai masalah calo, pengumpulan massa kembali terjadi di Disdukcapil. Orang berdesak desakan urus KTP-el.
Kepala Disdukcapil Makassar, Aryati Puspasari Abady enggan memberi komentar. Dia mengaku akan memperbaiki dan menjadikan kritikan dan keluhan yang datang untuk berbenah. (rdi/iad)