IPK yang diraih Rahmatia berada di atas rata-rata IPK wisudawan program sarjana periode ini (yaitu 3.48). Begitu juga jangka waktu studi Rahmatia lebih singkat dibandingkan rata-rata 4 tahun dan 7 bulan.
Rahmatia mengakui program beasiswa Bidikmisi telah mengubah jalan hidupnya. Ia yang awalnya tidak yakin dapat menyelesaikan studi karena alasan biaya, kini mempunyai harapan baru untuk masa depannya kelak.
“Saya ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kalau dulu, cita-cita ini mungkin terlalu tinggi bagi orang seperti saya. Namun program Bidikmisi telah membuka harapan baru, bahwa jika kita terus berusaha dan berjuang, mimpi-mimpi kita dapat tercapai,” kata Rahmatia di akhir wawancara.
Bidikmisi adalah bantuan biaya pendidikan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu. Program ini telah dimulai sejak tahun 2010.(*/mir/ir)