FAJAR.CO.ID, SUNGGUMINASA -- Tanah longsor terjadi di Jalan Poros Malino, Dusun Pangngajiang, Desa Parigi, Kecamatan Tinggimocong, Jumat, 18 Desember. Tidak ada korban jiwa. Masyarakat diminta tetap siaga bencana.
Apalagi di daerah dataran tinggi, kemiringan tebing masih sangat rawan terjadi bencana longsor. Pergerakan tanah sangat mudah terjadi di saat curah hujan yang tinggi.
"Sangat perlu untuk waspada dan berhati-hati khusus pengendara jalan yang lokasinya rawan adanya gerakan tanah. Apalagi anomali cuaca ekstrem seperti saat ini," kata Kepala BPBD Gowa Iksan Parawansa, kemarin.
Beruntung lanjut Iksan, bencana tanah longsor yang terjadi tidak menelan korban jiwa. Tanah yang menutup ruas jalan pun sudah dibersihkan. Sehingga, arus kendaraan sudah kembali seperti semula. "Kami berupaya untuk meminimalisasi risiko bencana," bebernya.
Mengingat, bencana yang terjadi pada tahun 2019 menelan korban jiwa. Tercatat, 45 orang meninggal dunia, 3 orang hilang, 46 orang luka-luka, 2.121 orang mengungsi, 10 rumah rusak (5 rusak berat dan 5 tertimbun), 604 rumah terendam, dan 1 jembatan rusak.
"Seluruh daerah dataran tinggi kami sebut rawan bencana. Untuk itu kami terus meminta kepada masyarakat melalui pemerintah setempat untuk tetap waspada dan siaga," imbuhnya.
Selain mewaspadai bencana longsor. Bencana banjir yang kerap menerpa Kabupaten Gowa juga patut diwaspadai. Apalagi saat kondisi elevasi bendungan Bili-bili di atas normal. Syukur, sampai saat ini masih di bawah normal.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang Adenan Rasyid mengatakan, kondisi elevasi saat ini berada pada angka 82,63 mdpl. Angka ini masih jauh di bawah elevasi normal, 99,5 mdpl.