Pandemi Covid-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru

  • Bagikan
Suasana salahsatu sudut pasar tradisional di Makassar

Berdasarkan penelitian ilmiah, memakai masker memberi manfaat yang sangat besar untuk mencegah penularan virus Corona.

"Sesak nafas ki kalau pakai masker, susah ki bernafas," keluhnya.

Begitupun dengan menerapkan cuci tangan menggunakan sabun sebelum masuk rumah dan menyentuh wajah.

Selain itu, menjaga jarak pun bukan hal yang mudah, Lia mengaku sedikit sulit untuk melakukan interaksi jaga jarak dengan orang lain, apalagi di lingkungan yang ramai seperti pasar, mal, dan tempat wisata.

"Misalnya di pasar, bagaimana kita mau jaga jarak sementara orang berdesak-desakan di sana (pasar)," ungkap Lia.

Hal yang sama diungkapkan Ati, seorang pedagang di salah satu pasar di Kota Makassar, ia mengatakan ketika melayani pembeli dirinya kesulitan untuk berbicara dan bernafas.

"Kadang ku'buka masker'ku kalau susah ka bernafas tapi kalau bagus mi kurasa baru lagi ku'pasang masker'ku," tutur Ati.

Kendati sulit, peribahasa ala bisa karena biasa sepertinya mewakili kebiasaan baru masyarakat yang mulai terbiasa hidup berdampingan dengan wabah yang sudah ada sekitar 10 bulan ini.

Saat ini, pandemi Covid-19 mewajibkan masyarakat untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru yang perlu diselaraskan dengan pertumbuhan ekonomi.

Itu sebabnya, agar ekonomi tetap berjalan, aktivitas masyarakat harus dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat guna kondisi tubuh tetap fit.

Meski begitu, nampaknya penerapan protokol kesehatan seperti menggunakan masker mulai menjadi kebiasaan yang mulai marak diterapkan.

  • Bagikan