“Pesawat ultralight model sport ini dirancang Tim PPH dengan menggabungkan beberapa disiplin ilmu. Namun, desain awalnya dimulai dari sisi aerodinamika,” kata Prof. Nasaruddin.
Proyek pengerjaan pesawat ultralight ini merupakan pertama kali bagi Unhas dalam pembuatan pesawat langsung. Walaupun secara teori sudah lama diajarkan, termasuk uji model sudah sering kali dilakukan di laboratorium, seperti uji gaya angkat dan gaya hambat pada pesawat.
Selama pengerjaan pesawat, Tim PPH bersama tim monitoring diawasi oleh Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) sebagai organisasi olahraga dirgantara di Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan aspek kelayakan dan keamanan saat beroperasi.
“Setiap saat dilakukan konsultasi dengan FASI, karena izin uji coba terbang ada di tangan FASI,” ungkap Prof. Nasaruddin.
Prototipe pesawat Haerul selanjutnya akan disempurnakan prosesnya di Workshop milik Haerul. Masih ada dua bagian lagi yang akan dikembangkan oleh Tim PPH bersama Haerul, yaitu mesin dan sistem kontrol di kokpit untuk mengatur operasional pesawat.
“Kita berharap pesawat ini akan siap uji terbang pada tahun depan. Kita akan mulai dari uji terbang dengan ketinggian bertahap, dimana pada setiap tahapan akan terus kita pantau hal-hal yang perlu disempurnakan,” tutup Prof. Nasaruddin.(rls)