FAJAR.CO.ID, LUWU UTARA --- Sikap responsif terhadap situasi dan kondisi yang terjadi saat ini diperlihatkan Indah Putri Indriani (IDP). Di mana Bupati Luwu Utara ini langsung menyikapi perkembangan iklim dan kondisi cuaca yang ada saat ini dengan mengumpulkan seluruh Kepala Perangkat Daerah (PD) dan para Camat se-Luwu Utara, serta menghadirkan unsur Forkopimda, dalam sebuah rapat atau pertemuan, Senin (11/1/2021), di Aula La Galigo Kantor Bupati.
Hal urgen yang dibahas adalah persoalan mitigasi bencana. Di mana seluruh pihak, siapa pun itu, harus bisa ikut terlibat aktif dalam kegiatan mitigasi bencana. Dalam pertemuan tersebut, Indah kembali mengingatkan bahwa Luwu Utara memiliki karakteristik iklim dan cuaca yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia. Ia menjelaskan, Luwu Utara adalah daerah peralihan yang tidak jelas batas musimnya, antara musim penghujan dan kemarau.
“Kabupaten Luwu Utara ini masuk kategori daerah monsoon atau muson, yaitu sebuah daerah peralihan yang tidak jelas batas musimnya, mana musim hujan dan mana musim kemarau, sehingga terkadang saat musim kemarau, Luwu Utara tetap akan hujan. Kalau pun tak ada hujan, paling lama lima hari, setelah itu kembali hujan lagi. Ini yang biasa kita sebut dengan kemarau basah,” jelas Bupati perempuan pertama di Sulawesi Selatan ini.
Melihat fenomena alam seperti itu, maka potensi terjadinya bencana, baik banjir dan tanah longsor, tetap akan ada, sehingga dibutuhkan langkah-langkah antisipasi atau kegiatan mitigasi kebencanaan dari seluruh pihak agar tetap waspada dan responsif terhadap kondisi yang ada saat ini. “Tetap kita harus antisipasi ancaman La Nina dan El Nino karena potensi itu (bencana) pasti akan selalu ada dengan kondisi cuaca di Luwu Utara,” imbuh dia.