FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — PDAM Makassar ditaksir kehilangan Rp255 miliar dalam setahun. Meteran usang jadi persoalannya.
Kebocoran itu disinyalir terjadi di 133 ribu pelanggan. Meteran yang sudah usang membuat perhitungan penggunaan air meleset. Banyak digunakan tetapi sedikit yang tercatat dalam meteran.
Kabag Humas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Makassar, Muhammad Rusli mengatakan, kebocoran yang terjadi saat ini diperkirakan sebanyak 45 persen dari total distribusi air. Dalam sehari air yang didistribusikan ke pelanggan mencapai 3.020 liter.
"Kita ada 180 ribu pelanggan. Sedangkan ada 133 ribu meteran yang kondisinya sudah tidak layak. Dari situ salah satu kebocoran air kita," ujar Rusli, kemarin.
Sejak 2020, kata dia, PDAM sudah memprogramkan penggantian meteran tersebut. Targetnya diganti untuk 50.000 pelanggan. Tetapi, hanya bisa terealisasi kepada 31.184 pelanggan.
"Memang ada keterlambatan karena beberapa faktor. Pandemi Covid-19 salah satunya, ditambah lagi ada keterlambatan atas perekrutan tenaga pekerja lepas oleh pihak ketiga," ungkapnya.
Dirut PDAM Makassar, Hamzah Ahmad mengakui tingkat kebocoran air saat ini bukan angka kecil. Nilainya sangat besar lantaran banyak air mengalir tanpa arah. Tak masuk dalam hitungan pendapatan.
PDAM Makassar mencatat ada tiga faktor utama terjadinya kebocoran air tersebut. Selain meteran yang usang, juga lantaran pencurian air maupun pipa bocor.
"Kalau tidak diperbaiki potensi pendapatan PDAM paling sedikit Rp500 juta sampai Rp700 juta per hari yang hilang," ujar Hamzah.