FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Program mitigasi Makassar masih dipandang sebelah mata. Padahal sangat memengaruhi sektor pariwisata.
Pariwisata selalu didegungkan Pj Wali Kota Makassar, Rudy Djamaluddin. Sayang di balik program infrastruktur yang memacu pariwisata, tak diimbangi dengan program mitigasi yang baik.
Program itu pun terancam punya citra yang kurang baik. Apalagi Makassar selalu terancam oleh kepungan banjir. Peringatan lain sesungguhnya sudah datang dari aroma menyengat di sekitar Pantai Losari.
Pj Wali Kota Makassar, Rudy Djamaluddin mengatakan, hanya pariwisata dan investasi yang bisa diterapkan dan dikembangkan. Keduanya saling berkait.
"Kalau kita bicara pangan itu susah. Yang ideal memang itu pariwisata," terang dia.
Rudy menjelaskan, pengembangan pariwisata juga mencakup daerah kepulauan. Untuk pengembangan di kawasan itu, pemkot bekerja sama dengan pemprov. "Kalau pariwisata kita berkembang ini bisa menarik investasi juga," ungkapnya.
Meski begitu, mimpi besar Rudy bisa saja pupus lantaran abaikan program mitigasi. Terutama pengendalian banjir dan potensi pencemaran lingkungan.
Hujan dengan intensitas tinggi sepekan terakhir kembali menunjukkan betapa buruknya penataan saluran drainase dan perencanaan pengembangan perkotaan.
Opsi untuk menjadikan Danau Balang Tonjong sebagai tempat daerah resapan kota juga belum dilirik. Padahal posisi danau jika dikembangkan punya potensi besar dalam pengembangan pariwisata.
Ketua Komisi C DPRD Makassar, Abdi Asmara mengatakan, pemkot seharusnya bisa menyeimbangkan pembangunan di Kota Makassar. Ada beberapa faktor yang juga mesti dipertimbangkan dalam setiap pembangunan.