Pengungsi Sulbar Rebutan Bantuan

  • Bagikan

Kendati demikian, Sekretaris Taruna Siaga Bencana (Tagana) Mamuju ini tidak menyalahkan para pengungsi yang berebut bantuan sembako. Diakuinya, tenaga relawan juga terbatas.

"Tidak mungkin kami mau menahan kalau sudah seperti itu. Tidak bisa kita salahkan mereka," ujarnya.

Kaos Logistik

Kasus kaos (keadaan kacau balau, red) pembagian logistik atau sembako di Rujab Wabup Mamuju ini mestinya tak terjadi andai sistem pembagian baik. Termasuk metode pendataannya tepat.

Kekacauan juga dipicu oleh tidak adanya pendistribusian bantuan langsung ke rumah atau posko korban bencana. Akibatnya, antrean menumpuk di lokasi pengumpulan bantuan.

Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulbar Muhammad Idris menyatakan peristiwa seperti ini akan menjadi evaluasi Satgas Bencana. Idris sama sekali tidak meginginkan pembagian bantuan berbelit-belit.

"Kita lihat sangat luar biasa bantuan dari luar yang masuk. Logistik yang masuk, kami langsung salurkan. Saya bilang hamburkan saja," katanya.

Kritik Relawan

Hanya, masih banyak di antara relawan yang memilih menyalurkan sendiri bantuannya. Tidak terkordinasi oleh pemerintah dan tidak terkawal oleh keamanan. Akhirnya, terjadilah rebutan hingga pengambilan paksa dari mobil pengangkut bantuan di jalanan.

"Misalnya, ada yang dari Palu membawa bantuan. Apa yang dilewati masyarakat langsung dibagi. Seharusnya disampaikan dahulu di posko, baik kabupaten maupun provinsi," katanya.

Sekarang ini sudah ada posko induk di tingkat provinsi dan posko induk di Kabupaten Mamuju dan Majene. Tujuannya, menerima bantuan yang masuk dan akan langsung disalurkan.

  • Bagikan