"Dalam system ini juga terdapat sensor suhu yang berfungsi untuk memproteksi sensor pH. Apabila suhu air limbah yang akan di frealment mencapai 50 derajat celsius," kata Sriwati saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa 26 Januari.
Ketua Prodi Teknik Eloktro UIM ini melanjutkan, rangkaian sitem filtrasi air limbah ini sengaja dibuat dengan sistem wifi agar dapat dikontrol jarak jauh. Pasalnya perlakuan penyaringan air limbah industri melibatkan bahan kimia, sehingga agak berbahaya jika terlalu dekat.
Bahan kimia yang digunakan untuk penyaringan tersebut adalah Asam Sulfat dengan simbol kimia H2SO4. Cairan ini cukup berbahaya jika bersentuhan langsung dengan manusia, namun sangat efektif untuk membersihkan limbah industri.
"Alat ini semuanya dapat dikontrol di gawai sehingga aman. Cara ini mengurangi risiko terhadap pengelolah," beber alumnus Doktoral Teknik Unhas ini
Wanita kelahiran Makassar 18 Mei 1967 ini menambahkan, pihaknya akan terus mengembangkan alat treatmen air limbah tersebut. Salah satunya adalah penambahkan penanda atau alarm sebagai indikator dari proses yang sedang terjadi seperti ketika proses transfer limbah, proses treaiment, ataupun proses perilisan limbah.
"Kita masih terus melakukan penyempurnaan. Namun ini langkah yang cukup maju untuk membantu pengolahan air limbah menjadi aman dirilis ke alam," katanya. (*)