FAJAR.CO.ID, PANGKEP -- Kasus stunting di Kabupaten Pangkep mulai turun dalam setahun terakhir. Meski demikian, kini tercatat ada tiga ribu anak yang mengalami stunting di Pangkep.
Kepala Bappeda Pangkep, Abdul Gaffar mengatakan bahwa, kasus stunting tertinggi di Pangkep dialami pada tahun 2018, dimana angkanya mencapai 51 persen. Namun, perlahan sudah turun. "Sekarang sisa kasus 16 persen. Kami optimis dapat menekan angka ini lagi," jelasnya, Selasa, 26 Januari.
Lebih lanjut dikatakan, penurunan kasus stunting ini terbilang tinggi dari tahun sebelumnya pada 2019 sekitar 32 persen. Kemudian menurun hingga 16 persen di akhir tahun 2020. "Kerja sama lintas sektor menjadi kuncinya juga. Untuk penanganan ini dibutuhkan kolaborasi. Itu terbukti dengan penurunan yang cukup drastis," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Pangkep, Murni mengatakan masalah stunting disebabkan banyak faktor pada anak. Gejala stunting ini disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. "Sehingga mengakibatkan gangguan pada pertumbuhan anak, dimana tinggi badan anak lebih rendah daripada standarnya," ungkapnya.
Selain itu, stunting juga berdampak jangka panjang pada anak, seperti risiko tinggi munculnya penyakit lain pada anak. "Itu juga memicu munculnya penyakit metabolik pada anak dan memengaruhi kekebalan tubuh," ucapnya. (fit/ham)