FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Kinerja Perusahaan Daerah (PD) Terminal Makassar Metro belum terlihat selama ini. Semakin terancam dibubarkan.
Pelbagai persoalan kerap jadi bahasan di tubuh PD Terminal Makassar Metro. Selain karena pengelolaan yang kurang maksimal, juga lantaran status aset yang belum jelas sampai saat ini.
Terminal Daya dan Terminal Mallengkeri yang saat ini dikelolah rencananya akan dialihkan. Aset di Terminal Daya akan diserahkan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Sedangkan aset Terminal Mallengkeri akan diserahkan ke Pemprov Sulsel.
Pj Wali Kota Makassar, Rudy Djamaluddin mengatakan, ketidakjelasan aset terminal saat ini memang membuat dilematis. Namun, dia mengaku sudah meminta Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) untuk segera mengidentifikasi dan merampungkannya.
"Lemahnya direksi ini bisa saja karena masalah status aset, tetapi kalau berbicara kreativitas harusnya tidak terbatasi. Kalau tidak ada aset lagi nanti pasti kita bubarkan. Apa yang mau diurus," ungkapnya, Rabu, 27 Januari.
Menurut Rudy, perusda seharusnya menjadi wadah untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Meski dalam kondisi status yang belum jelas. Makanya butuh inovasi dan kreativitas dalam menjalankannya.
Rudy melihat, sejauh ini terminal di Kota Makssar belum menunjukkan perkembangan yang signifikan. Hal ini disebutnya terjadi lantaran leadership PD Terminal Makassar Metro yang terbilang lemah.
"Kalau perusda itu bukan hanya sekadar menduduki jabatan direksi lalu tidak ada ide yang kreatif. Kalau tidak ada pasti kayak seperti sekarang," sesalnya.