Satu keluarga dinyatakan meninggal dunia dalam peristiwa kebakaran tragis. Tak ada yang selamat.
Oleh: RUDIANSYAH, Jeneponto
LANGIT semakin gelap. Yusuf Dg. Tompo bergegas pulang. Saat tiba di rumahnya sudah ada istrinya, Ami Damayanti (35) menyambut bersama bayi laki-lakinya yang masih berusia delapan bulan, Selasa, 27 Januari.
Kediaman Yusuf berada di Desa Bonto Mate'ne, Kecamatan Turatea, Jeneponto. Ia tinggal bersama mertuanya, Sirajang Dg Tongang (75) dan Saleori Dg Cini (65). Di rumah kayu itu juga, ada adik Yusuf. Namanya, Kautsar Biyang, masih berusia delapan tahun.
Di rumah panggung itu, mereka tinggal. Yusuf bekerja sebagai seorang tenaga pendamping desa. Sementara istrinya, seorang perawat. Mertuanya, bertani.
Hari semakin larut, Yusuf yang harus kembali bekerja esok hari memilih istirahat. Di dalam kamar sudah ada istrinya dan bayinya. Ketiganya terlelap. Begitu juga dengan mertua Yusuf dan adiknya. Sudah tertidur pulas.
Lingkungan kian sepi. Nyaris tak ada aktivitas lagi. Hingga, jarum jam menunjukkan pukul 23.00 Wita, peristiwa tak inginkan terjadi. Kediaman Yusuf terbakar. M Iksan (37) menyaksikan. Ia teriak meminta pertolongan masyarakat.
"Saya sudah berusaha memadamkan api bersama masyarakat. Tetapi apinya tidak padam. Justru semakin membesar. Orang di dalam rumah juga tidak kunjung keluar," kata Iksan kepada petugas kepolisian Polsek Jeneponto, Rabu, 27 Januari.
Iksan bilang, saat itu semua masyarakat sudah sangat panik. Takut api menjalar dan menimpa kediaman yang lainnya. Sampai petugas pemadam kebakaran tiba, Yusuf beserta keluarganya tak kunjung keluar dari dalam rumah.