FAJAR.CO.ID, PANGKEP-- Pariwisata Berbasis Masyarakat merupakan sebuah konsep pengembangan pariwisata yang mengedepankan masyarakat selaku pelaku dan penerima manfaat.
Hal itu mencuat dalam diskusi daring dan tur virtual-exchange learning Indonesia-Filipina, disampaikan langsung, Manajer Proyek Yayasan Ekowisata Indonesia, Wita Simatupang.
Dijelaskan bahwa, tur virtual ini dilakukan guna memfasilitasi proses pembelajaran dan peningkatan kapasitas untuk masyarakat, yang digagas oleh Yayasan Ekowisata Indonesia (INDECON) dengan dukungan OXFAM.
"Diskusi dan Tur Virtual – Exchange Learning; Indonesia – Filipina melibatkan antara anak muda pelaku CBT di Kabupaten Barru dan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, serta pengelola desa wisata di Indonesia," jelasnya.
Pelaksanaan kegiatan ini digelar tiga hari sejak, Jumat (29/1/2021) secara daring dan luring bersama dengan 15 lokasi komunitas lokal di dua kabupaten.
"Kegiatan ini merupakan bagian dari proyek Community Based Tourism – Empower Youth for Work (CBT-EYW). Program Empower Youth for Work yang dilaksanakan sejak tahun 2016 merupakan program yang didukung oleh IKEA Foundation yang berfokus pada peningkatan pemberdayaan pemuda-pemudi. Pihak-pihak yang bekerjasama dalam pelaksanaan program ini antara lain pemuda-pemudi, pemerintah dan swasta," paparnya.
Bekerjasama dengan Oxfam dijelaskan sebagai Yayasan Ekowisata Indonesia atau INDECON melalui program Community Based Tourism-Empower Youth for Work (CBT-EYW). Adapun penggiat CBT Filipina antara lain Boboi Costas selaku Board of Director Asian Ecotourism Network, Dalareich P. Polot selaku Founder Ginto Fine Chocolates, dan Cy Negosa selaku City Government of Puerto Princessa; penggiat CBT Indonesia antara lain Ary Suhandi selaku Direktur Yayasan Ekowisata Indonesia (INDECON), dan Sugeng Handoko selaku Pengelola Desa Wisata Nglanggeran di Gunungkidul.