Tingkatkan Pendapatan Petani Kakao, Pemda Luwu Utara Teken MoU dengan Rainforest Alliance

  • Bagikan

Fajar.co.id, Luwu Utara -- Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara bersama dengan 6 Pemerintah Daerah Kabupaten di Indonesia mengikuti lokakarya regional kakao se- Indonesia yang menjadi sentra penghasil kakao di Indonesia, Kamis (28/1/2021) via virtual zoom.

Pertemuan ini digagas oleh Rainforest Alliance dalam program TRAKSI atau Transformasi Sektor Kakao di Indonesia melalui penambahan nilai bagi petani kecil di Indonesia yang akan berkontribusi untuk mempromosikan produksi kakao yang berkelanjutan, perbaikan mutu biji kakao melalui fermentasi dan meningkatkan mata pencaharian petani kecil di Indonesia.

Dari Rainforest Alliance Hasrun Hafid, selaku Manager Cocoa dalam pemaparannya di depan Pemerintah Daerah Luwu Utara dan para peserta Zoom Online dari berbagai kabupaten mengatakan bahwa trend kakao mengalami penurunan baik secara nasional maupun di Luwu Utara.

"Dari survey Luwu Utara tahun 2019 mencapai 847 kg/Ha sementara tahun 2020 ini mencapai 750 kg/Ha. Sehingga pendapatan petani mengalami penurunan dan berada di bawah angka rata-rata upah minimum regional. Hal ini dikarenakan berbagai faktor seperti akses terhadap pupuk, serangan hama dan penyakit, pencucian hara tanah, kurangnya bahan organik tanah, tanah yang masam, serta biaya yang tinggi dalam pengadaan input, inkonsistensi dalam mutu (sampah masih tinggi) dan tidak terfermentasi serta praktek pengelolaaan yang belum ramah lingkungan. Selain itu, rendahnya tingkat rehabilitasi, dan kurangnya serta tidak lengkapnya nutrisi tanaman sehingga biji kakao kecil di atas 110/100 g. Hal ini mendorong banyak petani beralih ke komoditi yang lebih menjanjikan seperti cengkeh, nilam, kelapas dan jagung," papar Hasrun.

  • Bagikan