FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pertumbuhan perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan IV 2020 mengalami perbaikan, meskipun masih dalam fase kontraksi.
Tercatat kontraksi sebesar -0,62 persen dari tahun ke tahun (yoy). Angka ini sedikit membaik jika dibanding kontraksi pada triwulan sebelumnya yang hanya tercatat -1,10 persen (yoy).
Membaiknya pertumbuhan ekonomi di Sulsel ditopang angka investasi yang mencatatkan kenaikan 5,02%, Ekspor yang mencatat kenaikan 0,25% dan Import yang naik 2,19%.
Namun pada sektor konsumsi rumah tangga mengalami penurunan sebesar 3,63% dan konsumsi pemerintahan yang mengalami minus 5,89%.
Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Selatan, Budi Hanoto pada konferensi pers yang digelar di The Rinra Hotel Makassar, Selasa (9/2/2021).
Lebih lanjut Budi berujar angka pertumbuhan ekonomi Sulsel memiliki rasio yang lebih baik dari pertumbuhan nasional. Kinerja pertumbuhan ekonomi Nasional saat ini masih pada -2,19%.
“Pertimbuhan ekonomi Sulsel mengalami perbaikan di level yang lebih tinggi dibandingkan kinerja Nasional. Kinerja investasi dan ekspor yang mulai terakselerasi mendorong tren pemulihan ekonomi," ujar Budi.
Budi menjelaskan, terjadinya peningkatan investasi juga didukung oleh perbaikan penyaluran kredit investasi oleh perbankan dan stabilitas sistem keuangan yang terjaga.
“Kinerja ekspor membaik sejalan dengan perbaikan kondisi negara mitra dagang utama serta kenaikan harga nikel dunia sebagai dampak dari tingginya permintaan industri mobil listrik dan terjaganya produksi lapangan usaha tambang,” ujar Budi. (mg5/fajar)