Taufan Pawe mengemukakan, Parepare merupakan kota kelahiran Presiden ke-3 Republik Indonesia, Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng (B.J. Habibie). Sehingga dia menjadikan BJ Habibie beserta sang isti Hasri Ainun Besari sebagai insiprasi pembangunan Parepare. “Dari sinilah saya mencoba membangun Kota Parepare ini dengan menjadikan BJ Habibie sebagai inspirasi. Kota Parepare minim sumber daya alamnya. Parepare dikenal sebagai kota jasa dan niaga. Bagaimana Parepare bisa menjadi kota tujuan sehingga kami mencoba membangun kota ini dengan melahirkan ikon-ikon kota bernuansa BJ Habibie,” ungkap Taufan Pawe.
Taufan Pawe menjelaskan, ikon-ikon Parepare itu di antaranya Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun, Balai Ainun Habibie, Auditorium BJ Habibie, RS Regional dr Hasri Ainun Habibie, Museum BJ Habibie, dan juga Institut Tekhnologi BJ Habibie (ITH). Pelaksana Anugerah Kebudayaan PWI Pusat Yusuf Susilo Hartono menjelaskan, ke-10 bupati/wali kota penerima anugerah ini memiliki strategi, kinerja, dan kekuatan masing-masing dalam pemajuan kebudayaan daerahnya, baik sebelum maupun pada saat pandemi.
Khusus Parepare, Yusuf memuji ikonnya sebagai Kota Cinta Sejati Habibie-Ainun, lengkap dengan aneka program hingga infrastruktur pendukungnya. Sementara itu, usai menerima penghargaan, Wali Kota Parepare, Dr HM Taufan Pawe menyatakan rasa bangganya atas anugerah kebudayaan yang diterimanya dari PWI pusat. “Saya rasa penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi dari PWI dalam menilai kinerja-kinerja pemerintah di daerah sejauhmana mereka memiliki kepedulian dalam memelihara kearifan lokal guna peningkatan kebudayaan,” kata Taufan.