Merasa Malu, Keluarga Buang Pelaku

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Sudah jatuh tertimpah tangga. Begitulah nasib N (14), pelaku protitusi yang diamankan, beberapa waktu lalu.

Gadis belia ini terjerat dalam kasus protitusi daring karena terdesak faktor ekonomi. Ia juga mengaku menjadi pelampiasan nafsu bejat kakak kandungnya.

Hal tersebut membuatnya nekat menjual diri lewat aplikasi daring usai kabur dari rumah. Dia mengaku sakit hati dengan keluarganya, karena telah menceritakan perlakuan yang diterimanya, namun tidak ada yang percaya.

Kepala Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Makassar, Tenri A Palallo mengatakan, berdasarkan hasil asesmen N mengalami frustasi yang cukup dalam. Bukan itu saja pihak keluarganya juga merasa malu atas tindakan pelaku, sehingga tidak dianggap lagi oleh pihak keluarga.

"Pedis sekali kisahnya, anaknya sudah susah jalannya, tidak ada siapa bisa dihubungi. Ini membuatnya cukup frustasi," kata Tenri, Jumat, 12 Februari.

Tenri juga menuturkan kasus serupa juga dirasakan pelaku prostitusi daring anak lainnya yakni MA (15) CI (14) dan AN (15). Mereka semuanya akan dibina di Rumah Aman milik BPPPA untuk mengembalikan rasa percaya diri dan traumanya.

"Kami hanya bisa melakukan pembinaan. Untuk langkah nantinya kita lihat lagi apa yang dibutuhkan atau harus kolaborasi dengan siapa," ucapnya.

Dari hasil penelusuran, prostitusi daring terbilang cukup gampang didapatkan. Para pelaku prostitusi menawarkan dirinya secara terang-terangan melalui aplikasi kencan.

Harga yang ditawarkan juga bervariasi. Mulai dari harga Rp250 ribu hingga jutaan rupiah untuk sekali kencan.

  • Bagikan