FAJAR.CO.ID, MAMUJU - Penyintas gempa Majene-Mamuju telah mendiami pengungsian selama 28 hari sejak gempa berkekuatan magnitudo 6,2 Jumat, 15 Januari lalu. Penyakit menular di pengungsian harus diwaspadai di tengah musim hujan ini.
Anggota Tim Transisi Darurat ke Pemulihan Bencana Gempa Bumi Sulbar Bidang Pelayanan Kesehatan, dr Muhammad Ikhwan mengatakan sejauh ini penyakit di pengungsian didominasi infeksi sistem pernafasan akut (Ispa).
"Ispa sebenarnya biasa saja, penyakit umum. Tidak jadi masalah. Biar tidak gempa, Ispa itu selalu banyak. Yang dikhawatirkan ketika terkena penyakit, daya tahan tubuhnya rendah. Jadi rawan. Mau Ispa, diare semua berpotensi kena covid. Covid itu bagian Ispa, karena menyerang saluran napas," kata Kabid Kesehatan masyarakat Dinkes Sulbar ini, Jumat, 12 Februari.
Menurutnya bukan Ispa yang saat ini dikawatirkan, melainkan penyakit menular yang berpotensi menjadi wabah atau kejadian luar biasa (KLB). Seperti diare, demam berdarah, kolera, leptosporosi, tifus, dan ispa.
"Itu harus kita jaga-jaga. Lebih fatal, kalau banyak diare siap-siap UGD. Banyak masuk orang dehidrasi harus diinpus segera. Alhamdulillah, sampai sekarang belum ada informasi KLB diare," katanya.
Saat ini, kata dia, rutin dilakukan pendataan penyakit oleh surveillance. Memantau perkembangan penyakit menular itu di pengungsian.
Dia mengimbau para pengungsi untuk tetap menjaga sanitasi di lingkungan pengungsian. Jangan buang air sembarangan, sampah jangan dibiarkan menumpuk atau berserakan. "Kemudian jangan sampai pemenuhan air bersih bermasalah. "Kita akan kerepotan merawat kalau terjadi KLB," ungkapnya.