“Beberapa saat lalu Luwu Utara mendapatkan cobaan, yaitu banjir bandang yang terjadi di tiga aliran sungai, yang menyebabkan cukup banyak daerah perkebunan kita yang terdampak bencana, termasuk kakao. Nah, melalui program ini kita berharap kelestarian alam dan lingkungan dapat kembali terjada dengan baik,” harapnya.
Untuk itu, dia menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan ICRAF melalui program Pembangunan Hijau dan Kakao Berkelanjutan di Luwu Utara.
“Atas nama pemerintah daerah, kami ucapkan terimakasih atas kerjasama dan kepercayaan berdasarkan target yang ingin kita capai dalam program ini. Kita berharap pemangku kepentingan lainnya dapat memahami dengan baik strategi dan implementasi program ini. Kepada Perangkat Daerah terkait, termasuk para Camat, harus memahami betul rencana strategis pembangunan kakao di Kabupaten Luwu Utara,” imbuh dia.
Masih lanjut Indah, program SFITAL nantinya akan disinkronkan dengan program pemerintah daerah untuk memperkuat daerah aliran sungai yang terdampak bencana kemarin.
“Program SFITAL ini nantinya akan kita terapkan di tiga daerah aliran sungai yang terdampak dan aliran sungai lainnya yang juga sejalan dengan upaya pemerintah daerah melakukan zonasi di sektor pertanian dan perkebunan untuk wilayah daerah aliran sungai,” tandasnya.
Sementara itu, perwakilan ICRAF Indonesia, Bertha Lusiana, menyebutkan tujuan program SFITAL adalah menjadikan pekebun kakao mandiri yang maju dan mampu mengelola lahan pertanian secara berkelanjutan dengan mempertahankan penyediaan jasa lingkungan melalui pemahaman terhadap prinsip-prinsip kewirausahaan, sehingga mampu terlibat dan bersaing di pasar global dalam kemitraan yang setara dengan pemerintah dan swasta.