FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Kuota untuk jalur prestasi di bidang akademik pada Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) memang cukup besar. Mencapai 25 persen, untuk penerimaan siswa SMA.
Pada PPDB tahun 2021, kuota untuk jalur prestasi sebanyak 30 persen. Dari kuota tersebut Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel membaginya dalam dua jalur lagi yakni jalur prestasi akademik sebanyak 25 persen dan prestasi non akademik 5 persen.
Ombudsman Perwakilan Sulsel, menilai besarnya jatah untuk jalur prestasi akademik harus diantisipasi. Upaya manipulasi nilai bisa saja dilakukan. Apalagi kasus tersebut pernah terjadi tahun-tahun sebelumnya.
Ketua Ombudsman Perwakilan Sulsel, Subhan Djoer mengatakan, kasus manipulasi nilai pernah terjadi tahun-tahun sebelumnya. Khusus prestasi akademik, yang menjadi ukurannya adalah nilai rapor siswa dari Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Sebelumnya ada beberapa temuan staf imput di Dinas Pendidikan Makassar dan sekolah yang mengunah nilai. Sebelumnya rendah, langsung diberi angka yang hampir sempurna. Bahkan sempurna untuk bisa lulus jalur prestasi.
"Dulu-dulu sering ada yang protes. Apalagi yang mereka nilainya tinggi di sekolah, tetapi tak lulus. Sementara yang rankingnya lebih rendah justru lulus. Ternyata dimanipulasi," bebernya.
Sementara Disdik Sulsel tak pernah melakukan verifikasi nilai siswa yang sebenarnya. Semestinya, ada komunikasi dengan Dinas Pendidikan Makassar untuk menghindari adanya aksi manipulasi.
Apalagi kuota untuk prestasi akademik cukup besar. Mencapai 25 persen. Terbatasnya kursi SMA membuat lulusan SMP berebutan. Jumlah SMA di Makassar terbatas, sementara limpahan siswa dari tingkatan sebelumnya sangat besar.