Per galonnya, tutur Guswan, bisa laku Rp1000 - Rp3500. Pemanfaatannya pun beragam, ada yang dijadikan pot, ada yang digunakan untuk tempat cupang, dan ada juga yang dijual ke pengepul-pengepul untuk di daur ulang. Karena sangat menguntungkan, ia pun berpesan ke semua toko dan konsumen di sekitar area distribusinya, agar galon bekasnya di kumpulkan kemudian dikembalikan ke tokonya.
“Ada sih beberapa konsumen yang menanyakan cara buang sampahnya, cuma begitu sekali saja konsumen taruh di depan rumah, pemulung ato petugas sampah justru sering dulu-duluan datang dan menanyakan kembali galon bekasnya karena akhirnya jadi rebutan, itu kan jadi duit untuk mereka jual ke pelaku daur ulang,” ungkapnya.
Ia pun salut dengan model bisnis air mineral dengan kemasan galon PET. Baginya, kemasan galon PET lebih efisien jika dilihat dari sisi logistiknya sehingga saat balik bisa sekalian membawa barang lain.
“Galon kosong model lama dengan sistem isi ulang, setiap ditarik udah menuh-menuhin tempat, dan gak dapet duit, dan deg-degan gak bisa dibalikkin kalo rusak dikit. Tapi sekarang pedagang malah senang karena galon PET ini dalam kondisi apapun justru bisa di jual dan dapat duit 1000-3500 per galon nya,” ungkap Guswan.
Ia pun menegaskan bahwa kemasan galon PET bekas bukannya menjadi beban sampah, justru sebaliknya, orang-orang berlomba-lomba ingin mendapatkan galon bekas PET, “jika ini bisa terjadi di semua produk akan sangat bagus sekali justru dampaknya untuk lingkungan. Semua kemasan bisa dimanfaatkan kembali bahan bekas pakainya,” imbuhnya.