“Rumput laut adalah salah satu inovasi yang akan kita libatkan disini. Dari hulu ke hilir, dari riset hingga kerja sama dengan industri untuk produksi. Dengan adanya dukungan dari industri, dalam hal ini Kalbe Farma, kami optimis gagasan ini dapat tercapai,” kata Prof. Nasrum.
Usai pembukaan, webinar yang dipandu oleh Dr. Nita Rukminasari menghadirkan parasumber secara bergantian. Salah seorang narasumber, Voulda D. Loupatty, dari Balai Riset dan Standarisasi Industri, Ambon, menyampaikan paparan tentang manfaat rumput laut sebagai bahan makanan.
“Rumput lain sudah lama dimanfaatkan oleh bangsa Jepang dan China, baik sebagai makanan maupun obat-obatan. Di Indonesia, beberapa komunitas dan masyarakat juga telah lama mengkonsumsi rumput laut,” kata Voulda.
Voulda menjelaskan, rumput lain kini menjadi makanan favorit masyarakat perkotaan, terutama yang diolah menjadi makanan helai bernama “nori”. Makanan ini merupakan rumput laut yang dikeringkan dan diolah dalam bentuk helai tipis seperti daun. Produsen utama nori adalah Jepang, China, dan Korea Selatan, yang setiap tahun menghasilkan sekitar dua milyar lembar nori per tahun. (rls/fajar)