Ia bercerita bahwa pernah ada pengalaman di perairan Kolaka Utara. Ia memancing bersama teman dan nelayan menggunakan kapal yang kecil. Saat itu hanya bisa menampung sekitar lima hingga enam orang.
Tiba malam hari, ombak naik dan angin kencang. Maka perjalanan yang ditempuh seharusnya hanya satu jam, mencapai beberapa jam.
Kapal pun berat hingga akhirnya jalan perlahan saja, karena jika dipaksa akan bahaya. Namun air masuk dalam kapal.
Mau tak mau berdoa dan berusaha agar kapal tetap tenang, dan air di keluarkan perlahan. "Intinya apapun yang dilakukan harus dibarengi doa dan restu keluarga," tuturnya.
Kini Benny berharap pandemi segera berlalu. Ia sudah rindu memancing lalu membawa pulang ikan-ikan monster. (*)