FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Bak jamur yang tumbuh subur di musim hujan, ungkapan itu mungkin tepat pada "Pak Ogah" di jalur u-turn atau jalur memutar yang kembali marak di Makassar.
Dari pantauan, beberapa jalan besar di Makassar seperti sepanjang Jalan Urip Sumoharjo, ujung Jalan A. P. Pettarani, termasuk yang marak sepanjang Jalan Sultan Alauddin.
Maraknya pak ogah yang didominasi oleh anak remaja itu disebut Pengamat Sosial dari Universitas Hasanuddin (Unhas), M. Ramli AT bukan hal yang baru lagi di Kota Makassar.
"Di lihat rata-rata usia mereka yang masih muda, maka hal ini bisa dilihat sebagai tanda makin sulitnya pekerjaan yang menciptakan banyak pengangguran," kata Ramli saat diwawancara, Jumat (5/3/2021).
Kelompok usia kerja muda dinilai mengalami kesulitan terserap ke dalam kesempatan kerja baru yang terbatas dan membutuhkan kwalifikasi khusus.
Selain itu, banyak di antara kelompok usia kerja muda juga disebut tidak cukup bekal alias keterampilan dan karakter untuk berani menciptakan sendiri pekerjaan.
"Jalanan lalu dilihat sebagai jalan pintas untuk mendapatkan rupiah, terlebih karena pengawasan terhadap ketertiban di jalan juga masih sangat lemah," sebutnya.
Selain itu, Ramli menyebut pandemi juga termasuk salah satu faktor suburnya Pak Ogah. Dimana sebagian perusahaan melakukan PHK akibat ekonomi yang memburuk.
"Tapi saya melihat pandemi hanyalah makin menyuburkan, bukan penyebab utama dan satu-satunya. Ini adalah kontonuitas dari gejala lama yang tidak pernah terselesaikan dengan baik. Baik itu dilihat dari sisi ketenagakerjaan, maupun usaha untuk menciptakan kenyamanan di jalan," kuncinya.(mg4/Fajar)