Herman mengaku telah berusaha menjalin komunikasi dengan unsur pemerintah daerah untuk menyelesaikan kisruh batu bara di Kecamatan Lamuru.
"Semua penambang ini membandel. Andai Pak Sanusi (Dirut) tegas, tidak akan ada terjadi begini. Cuman seakan-akan saya saja mau disalahkan. Makanya saya lebih baik mundur saja. Tidak mau lagi terlibat urusan Pasir Walannae," sebut Herman.
"Saya cuman menuntut uang saya Rp250 juta yang diambil Pak Sanusi dan diberikan kepada Pak Bahrun. Itu saya akan tuntut," sambungnya.
Hingga saat ini belum ada perbaikan. Lubang-lubang bekas galian tambang belum ada yang ditutupi. Irigasi dan embun petani belum juga diperbaiki. Tahun ini sudah masuk tahun keempat warga tidak pernah bertani karena tidak adanya air. (agung/fajar)