"Tidak pernah ada izin dan tidak ada rekomemdasikan. Yang jelas tidak ada pemberitahuan ke kami. Surat juga tidak ada dan kami baru tahu," tegasnya.
Dia menyesalkan, sikap IMMIM yang beroperasi tanpa melakukan koordinasi. "Paling tidak kalau sudah ada anak santri atau anak yang sakit seharusnya pihak pengelola segera melaporkan ke kami (Satgas Covid,red). Sehingga bisa ditindaklanjuti secepatnya dengan ditracing," ungkapnya.
Sebab kata dia, jangan sampai anak-anak yang terpapar ini mengancam anggota keluarganya yang lain jika mereka dibawa pulang ke rumah. "Supaya tidak menyebarkan virus," katanya.
Satgas pun akan berkoordinasi ke pihak Puskesmas Moncongloe untuk meninjau langsung. "Karena harusnya paling tidak dilakukan rapid antigen atau swab test," urainya.
Bahkan Camat Moncongloe, Nuryadi juga mengaku tidak pernah menerima laporan terkait proses belajar tatap muka itu. "Tidak pernah melapor ke kami," singkatnya.
Harus Antisipatif
Sekolah diminta lebih antisipatif mencegah penularan Covid-19. Tim ahli penangan Covid-19 Sulsel menilai, bahwa penutupan sekolah besar pengaruhnya menekan kurva peningkatan kasus. “Meski perkembangan kasus mulai tertekan, tetapi standarisasi data belum ada yang mencapai,” kata Ketua Tim Ahli Penanganan Covid-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin.
Prof Ridwan mengungkapkan, beberapa hal yang jadi syarat. Standarnya, daerah harus zona hijau. Syarat sekolah tatap muka, harus ada permintaan sekolah bahwa pihaknya memenuhi syarat untuk dibukanya sekolah. Mulai kondisi wilayah dan kondisi sekolah.